Rahim Pengganti

Bab 177 "Jejak Merah"



Bab 177 "Jejak Merah"

0Bab 177     
0

Jejak Merah     

Kebahagiaan selalu datang disaat rasa sakit yang begitu dalam bahkan sampai rasanya itu teringat hingga terbawa ke dalam mimpi, kepedihan selama ini yang dilalui oleh mereka semua berakhir dengan senyum kebahagiaan seorang anak kecil lahir membawa sebuah cahaya untuk setiap orang yang ada di dekatnya. Nadira lahir dengan membawa begitu banyak sukacita baik untuk kedua orang tuanya maupun seluruh keluarga.     

Anak kecil yang baru berusia 6 bulan itu sudah mampu membuat semua orang jatuh cinta dengan apa yang dirinya lakukan 6 bulan yang lalu dengan penuh banyak perjuangan Gina melahirkan anak pertamanya anak perempuan yang begitu cantik yang begitu disayangi oleh semua orang lahir secara normal titik saat ini usia anak itu sudah 6 bulan kedua anak Gina dan Daffa tumbuh seperti kembar yang begitu identik Nadira dan Gina yang hanya terpaut 2 bulan membuat mereka berdua sangat mirip bahkan jika orang-orang disekitar mereka sedang membawa kedua bayi itu semua orang pasti mengira mereka adalah kembar namun penampilan keduanya begitu mirip Nadira yang begitu cerewet berbeda jauh dengan Gaby yang banyak diam, seperti saat ini kedua bayi itu sedang menunggu sang Bunda menyiapkan makan pagi untuk mereka namun, suara teriakan dari Nadira terdengar sangat jelas karena anak itu sudah tidak sabar untuk memakan buburnya.     

Daffa yang baru turun dari kamar segera menuju ke meja makan pria itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kedua anaknya yang saat ini sedang menunggu untuk makan pagi. Gaby, tersenyum ke arah sang Baba ketika melihat Daffa berjalan mendekati mereka.     

"Anak anak Baba, berisik sekali sih. Tunggu sebentar ya nak. Buna nya masih bikin bubur buat kalian," ucap Daffa. Kedua nya seolah mengerti dengan apa yang diucapkan oleh baba nya tersebut ke arah Daffa. Melihat hal itu membuat Daffa begitu gemas dengan tingkah laku anak anak nya tersebut.     

Dari awal dapur, Gina muncul dengan semangkuk besar bubur untuk Gaby dan Nadhira.     

"Makanan datang," ujar Gina.     

Kedua gadis manis itu langsung tersenyum ke arah sang Buna ketika melihat Gina datang mendekat ke arah mereka. Lalu duduk diantara kedua anaknya wanita itu begitu sigap menyuapi kedua bayi lucu tersebut. Saat ini ini mereka berdua tinggal di rumah kedua orang tua Daffa karena Ibu Sri dan juga bapak Joyo sedang menjalankan ibadah haji. Sehingga keduanya meminta Dafa dan juga Gina serta anak-anaknya tinggal di rumah mereka, sekaligus mengawasi Dewa. Awalnya Daffa menolak karena tidak mau merepotkan kedua orang tuanya namun setelah Ibu Sri memberikan nasihat kepada Daffa akhirnya pria itu mengerti.     

"Selamat pagi kesayangan nya Om Dewa," ucap Dewa yang baru saja keluar dari kamarnya. Mendengar suara Dewa membuat kedua anak kecil itu langsung bergerak dengan sangat lincah, keduanya begitu dekat dengan Dewa terkadang Dafa seringkali merasa iri dengan adiknya tersebut namun, Gina selalu saja bisa memberikan ketenangan kepada suaminya tersebut.     

"Nggak usah teriak-teriak bisa kan ngomongnya pelan-pelan aja berisik tau nggak." Dewa dan Gina hanya tertawa mendengar ucapan dari Daffa pria dua anak itu selalu saja bertingkah seperti ini jika anak-anaknya lebih peduli dengan Dewa dibandingkan dengan dirinya. Semua itu terjadi karena Daffa yang sering pergi dinas keluar kota demi mengamankan suatu daerah membuat interaksinya dengan kedua anaknya tersebut sangat sedikit sehingga membuat Dewa yang ada di dekat mereka menjadi idolanya.     

"Nggak cocok muka lo cemberut kayak gitu Bang enggak pas sama baju. Soalnya bajunya udah kelihatan kekar terus kalo lo pasang wajah kayak gitu kok jadi kaya gimana gitu ya ceritanya," ucap Dewa.     

Kedua Kakak adik itu mulai berargumen melihat hal tersebut Gina hanya bisa geleng-geleng kepala selalu saja mereka berdua seperti ini sedangkan kedua bayi mungil itu seolah mengerti dengan apa yang dilakukan oleh sang Baba dan juga Om nya hanya tertawa begitu bahagia.     

***     

Setelah selesai dengan urusan kedua anaknya saat ini Gaby dan juga Nadira sedang bersama dengan Dewa di halaman depan sambil bermain-main. Sedangkan Gina sedang menyiapkan beberapa barang yang harus dibawa oleh suaminya pergi ke kantor, Daffa yang baru saja masuk ke dalam kamar terpesona ketika melihat istrinya sedang menyiapkan beberapa keperluannya. Ketika diluar Gina memakai pakaian yang begitu tertutup karena tidak enak dengan Dewa sedangkan saat berada di dalam kamar pakaian tipis nan lembut itu digunakan oleh Gina dan melekat dengan sempurna di badan wanita tersebut.     

Daffa berjalan mendekati Gina pria itu langsung memeluk istrinya tersebut dari belakang mendapatkan pergerakan seperti itu membuat Gina terkejut wanita itu hampir saja menjatuhkan botol parfum sang suami jika saja Daffa tidak bergerak dengan cepat.     

"Mas kamu apa-apaan sih astaga bikin aku jantungan tahu nggak," gerutu Gina. Sedangkan Daffa hanya menampilkan senyum indahnya pria itu memeluk dengan erat sang istri, hal seperti ini sangat jarang mereka lakukan karena kedua Putri mereka berdua begitu posesif dengan ibunya nya untuk bermesraan saja terkadang Dafa harus menunggu kedua anaknya tertidur atau anak-anaknya itu sedang diajak bermain oleh kedua orangtua Gina jika tidak seperti itu maka sangat jarang keduanya bisa bersama.     

"Aku kangen kamu," bisik Daffa. Pria itu sudah mulai mengecup bahu sang istri dengan begitu intens tangannya juga sudah mengusap perut rata milik sang istri mendapatkan perlakuan seperti itu membuat kita memejamkan matanya Wanita itu begitu merindukan sentuhan yang diberikan oleh suaminya. Dapat tersenyum saat melihat istrinya pasrah dengan apa yang dirinya lakukan bibir manis milik Daffa sudah berjalan menuju leher dengan begitu indah sebuah perusahaan kecil lolos dari mulut Gina dan hal itu membuat Daffa begitu senang.     

Daffa lalu membalik badan istrinya keduanya saling bertatapan satu dengan yang lain senyum di bibir Daffa begitu indah pria itu membelai wajah sang istri dengan begitu mesra mendapatkan perlakuan seperti itu seketika membuat kedua pipi Gina menjadi merah merona melihat hal tersebut membuat Dafa begitu gemas dengan istrinya.     

Hingga akhirnya kedua bibir mereka menyatu dengan sempurna tidak ada pergerakan sama sekali oleh mereka berdua hingga akhirnya Daffa menahan tengkuk sang istri, dan mulai memperdalam ciuman mereka berdua keduanya saling melepaskan rindu rindu yang begitu Itu sangat didambakan oleh keduanya. Ciuman tersebut begitu sangat lembut hingga Gina terbuai akan perlakuan dari suaminya, lumatan yang dilakukan oleh Daffa benar-benar memabukkan bahkan saat ini satu tangan Dafa sudah bergerak masuk ke dalam baju Gina pria itu lalu mencoba melepaskan kedua pengait yang menjaga 2 bukit kembar yang begitu indah tersebut.     

Daffa membawa istrinya ke atas tempat tidur, pria itu sudah sangat merindukan istri nya itu, sejak beberapa hari lalu, aksi kedua nya gagal karena Nadhira berulah. Anak mereka itu seolah tahu jika sang baba sedang ingin bermanja ria dengan bersama dengan Buna nya sehingga selalu saja ada hal yang dilakukan oleh Nadhira.     

Bukan hanya Daffa tapi Gina juga merindukan, sentuhan dari suaminya. hingga akhir nya Daffa dengan mudah melepaskan kancing bagi depan baju istri nya itu dan tampilan dua bukit kembar yang menjadi sumber gizi anak anak nya hingga saat ini, "Baba dulu ya, kalian sudah sering," gumam Daffa dalam hati. Pria itu begitu semangat, melahap nya seperti seseorang yang yang sudah kelaparan. Sedangkan Gina hanya merespon dengan ikut meremas rambut suami nya. Wanita itu menahan semua hal yang sudah dilakukan oleh sang suami. Nikmat nya sangat luar biasa, hingga siapa yang memulai sampai kedua nya sudah polos tanpa sehelai benang pun yang berada di badan mereka.     

"Kamu selalu bisa membuat aku takluk sayang," ucap Daffa dengan posisi yang sudah siap berada di atas Gina. Sedangkan Gina hanya tersenyum, sambil membelai wajah suami nya.     

"Kamu juga selalu bisa membuat aku selalu mendambakan setiap sentuhan, yang kamu berikan mas." Jawaban yang dilontarkan oleh Gina benar benar membuat Daffa sudah tidak sanggup menahan diri nya, dengan cepat Daffa kembali melumat bibir manis sangat istri lalu menyatukan mereka berdua. Penyatuan yang selalu saja menjadi candu untuk kedua nya, penyatuan yang luar biasa di lakukan oleh mereka. Kedua nya tidak peduli, dengan apa yang akan dilakukan oleh anak anak ketika menunggu kedua orang nya di dalam kamar sedang saling merindu.     

Suara yang dikeluarkan oleh Gina, semakin membuat Daffa terus saja berada di atas. Keduanya bermain dengan begitu sempurna. "Mas … kamu harus ke kantor," ujar Gina.     

"Sebentar lagi sayang …. kita … akan … keluar bersama," ucap Daffa. Hingga akhirnya, Daffa menumpahkan semuanya di dalam rahim Gina. Cairan cinta yang Daffa berharap akan tumbuh menjadi anak mereka nanti nya, pria itu lupa jika dulu pernah mengatakan tidak ingin melihat Gina kesusahan dalam melahirkan namun, nyata nya sekarang berbeda.     

***     

Dewa Sudah memasang wajah cemberut nya yaitu sejak tadi sudah menunggu kedua orang tua dari keponakan yaitu untuk turun ke bawah namun nyatanya keduanya sedang menikmati masa berdua.     

"Pokoknya aku minta ganti rugi lho bang udah capek aku nungguin mereka kalian enak-enak di atas," ucap Dewa.     

Mendengar ucapan tersebut membuat Dafa hanya bisa geleng-geleng kepala adiknya itu sungguh luar biasa dalam segala hal selalu mengeluarkan beberapa lembar uang rp100.000 dan diberikan kepada dewa melihat hal tersebut seketika Dewa langsung tersenyum dengan abangnya.     

Keduanya lalu pergi meninggalkan rumah, namun sebelumnya mereka mereka membawa kedua orang anak kecil itu kedalam kamarnya. Gina masih berada di dalam kamar wanita itu terus saja mengomel karena sang suami banyak meninggalkan noda di lehernya dan hal itu benar-benar membuat Gina kesal dengan tingkah laku suaminya. Jika dimarah Daffa hanya mengatakan bahwa tidak nikmat jika tidak meninggalkan jejak dan hal itu benar-benar membuat Gina kesal wanita itu berjanji akan membuat tanda lebih banyak pada suaminya nanti.     

Siang harinya ghina pergi menuju ke kantor sang suami titik seperti sebelumnya Dafa sudah meminta sang istri untuk datang ke kantor demi mengikuti beberapa rangkaian kegiatan yang diadakan oleh kantor tempat dia bertugas para istri prajurit harus datang sesuai dengan tingkatan sang suaminya dengan baju hijau pupus nya sebagai seorang istri serta menantu dari orang yang cukup terkenal di tempat tersebut membuat Gina benar-benar harus menjaga dirinya agar nama baik sang suami dan juga kedua orang tuanya tidak tercoret karena gosip-gosip murahan.     

"Saya langsung berangkat ya Bu titip anak-anak kalau misalnya mereka mau susu ada di kulkas tinggal di angetin aja Ibu tahu kan gimana cara ngangetin nya."     

Asisten rumah tangga yang sudah mulai beranjak usia itu menganggukan kepalanya wanita paruh baya itu hanya bertugas untuk mengasuh kedua anak Gina dan juga Dava untuk urusan dapur dan lainnya sudah ada mbok Jum yang bertugas sesuai dengan perintah sang ibu mertua. Setelah mengatakan hal tersebut, Gina lalu masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan oleh suaminya sebelumnya. Tak lupa apa Gina juga mengabari Daffa bahwa dirinya sudah pergi dari rumah dan menuju kantor.     

Kegiatan seperti ini sudah sering kita kunjungi sejak dirinya menikah Gina lebih aktif dalam kegiatan tersebut apalagi ketika dirinya habis melahirkan para anggota lainnya datang menjenguk dan anaknya. Sebagai seorang istri prajurit juga harus siap dalam segala kondisi wanita itu benar-benar menjalankan apa yang dilakukan sesuai dengan protokol tersebut.     

20 menit di dalam perjalanan akhirnya Gina sampai juga di sebuah tempat dimana tempat tersebut menjadi tempat acara untuk mereka. Baru saja Gina ingin melangkah suaminya sudah datang mendekat senyum yang begitu mengembang terlihat dengan sangat jelas.     

"Kenapa kamu semakin terlihat seksi Sayang," bisik Daffa. Mendengar hal itu membuat Gina seketika langsung melotot dengan tajam suaminya itu benar-benar tidak melihat situasi yang ada, sungguh saat ini Gina masih saja marah dengan sang suami. Karena ulah Daffa Gina harus menempelkan banyak alas bedak di sekitaran lehernya semua itu karena Daffa yang memberikan begitu banyak jejak berwarna merah keadaan tersebut.     

"Aku masih marah ya mas kamu kok ninggalin jejak nya terlihat jadi aku harus bisa bikin samar jejaknya sama alas bedak dan juga yang lainnya."     

Dafa hanya membalas dengan senyuman yang begitu indah pria itu lalu menggandeng sang istri untuk masuk ke dalam ruangan titik senyum bahagia tercetak dengan jelas banyak orang yang sangat iri dengan apa yang dilakukan oleh keduanya. Daffa dan juga Dina terlihat sangat romantis hal itu membuat beberapa anggota prajurit yang ada di bawah Daffa begitu iri dan juga kagum dengan keduanya.     

Acara demi acara telah selesai Gina dengan begitu anggunnya terlihat sangat berbeda ketika berada di panggung dengan beberapa istri prajurit lainnya. Kecantikan sang istri benar-benar membuat Daffa begitu mencintai istrinya tersebut, bahkan rasanya saat ini Daffa tidak ingin sang istri dilihat oleh banyak orang. Namun, hal tersebut tidaklah mungkin terjadi karena mau bagaimanapun sang istri adalah seseorang yang tidak mau diam.     

Setelah selesai dari kegiatan tersebut Lalu meminta istrinya untuk berganti pakaian tadi sebelum Gina pergi Dafa sudah meminta sang istri untuk membawa pakaian ganti dan hal itu membuat Gina bingung dengan apa yang terjadi.     

"Buruan Sayang ganti biar kita bisa pergi. Mas juga bakalan ganti baju."     

Gina lalu mulai mengganti pakaiannya di dalam toilet semua orang sudah mulai beranjak dari tempat tersebut sehingga dirinya dan sang suami bisa dengan mudah berganti pakaian Setelah selesai Dafa lalu menghampiri sang istri baju dress panjang diatas lutut membuat tubuh jenjang Gina terlihat begitu menawan.     

"Kamu sangat cantik sekali sayang kok aku jadi nggak mau ajak kamu pergi ya kita langsung ke kamar aja yuk," goda Daffa. Gina langsung mencubit sang suami Wanita itu sungguh garam dengan apa yang dilakukan oleh Daffa sedangkan Daffa hanya tertawa melihat wajah cemberut yang ditampilkan oleh istrinya tersebut.     

Setelah itu keduanya lalu mulai beranjak dari tempat itu, Daffa dan Gita masuk ke dalam mobil yang biasa digunakan Daffa untuk pergi ke kantor. Sedangkan mobil yang dibawa oleh Gina sudah dijemput oleh sopir pribadi mereka, sepanjang perjalanan Daffa tak pernah melepaskan genggaman tangannya kepada sang istri dan hal itu benar-benar membuat Gina begitu bahagia.     

"Kita mau ke mana Mas jangan malam-malam pulangnya kasihan anak-anak di rumah," ujar Gina. .     

"Kamu tenang aja anak-anak aman kok ada Bunda dan juga Sekar di rumah mereka begitu senang ketika aku meminta tolong untuk merawat anak-anak sebentar."     

Gina yang tadinya fokus dengan ponsel lalu menoleh ke arah sang suami wanita itu terkejut dengan apa yang diucapkan oleh suaminya melihat wajah terkejut dari sang istri Daffa mulai menjelaskan apa yang ingin dirinya lakukan. Wanita itu masih terlihat kesal dengan keadaan yang ada, sedangkan Daffa berusaha untuk membujuk kina supaya istrinya itu tidak berlarut-larut dalam marah.     

"Minta maaf ya sayang yang Mas nggak ada maksud buat bohongin kamu hanya saja Mas hanya ingin kita memiliki kualitas hubungan yang sama sehingga Mas minta saran sama bunda dan ayah mereka malahan mengizinkan hal tersebut sehingga, mas mengajak kamu pergi. Bunda dan ayah mengatakan kita berdua seringkali tidak memiliki waktu yang begitu intens untuk satu sama lain bercerita tanpa ada gangguan. Karena hubungan dari suami istri tersebut bukan hanya hubungan seks tapi juga hubungan tentang komunikasi dan lainnya."     

Gina yang ingin marah namun nyatanya dia tidak bisa wanita itu tersenyum begitu bahagia kearah sang suami.     

***     

Keduanya sudah sampai di sebuah hotel Gina kaget dengan apa yang dilakukan suaminya dirinya mengira bahwa Daffa akan mengajaknya pergi berjalan-jalan namun nyatanya tidak mengajak Gina untuk bersantai ria di sebuah kamar.     

"Kamu pasti punya niat terselubung kan Mas," ucap Gina. Dafa hanya merespon dengan senyuman, pria itu tahu bagaimana kepekaan dari sang istri sehingga sangat sulit membuat sebuah kejutan untuk istrinya. "Nggak ada lho Mas cuman mau buat kamu nyaman aja kalau kita ngobrol di cafe kan lama kita ngobrolnya terus nanti kamu nggak nyaman jadi mandinya kita ngobrol di sini terus sama-sama saling merindukan."     

Keduanya lalu masuk ke dalam kamar hal pertama yang dilihat oleh Gina adalah bentuk kamar tersebut yang begitu indah banyak sekali bunga dan juga lilin yang membuat kamar tersebut sangat mewah.     

"Mas ini luar biasa sekali terima kasih," ucap Gina.     

Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka berdua itulah kenapa Daffa meminta kedua orangtua Gina serta sepupunya untuk menjaga anak-anak mereka karena Daffa ingin menghabiskan waktu dengan Bersama sang istri bersama-sama bercerita tentang satu dan lain hal. Lalu memeluk istrinya dari belakang mendapatkan perlakuan seperti ini membuat kita begitu bahagia ini juga menjadi salah satu mimpi dari Gina yang menginginkan ketika mereka mengadakan anniversary dirinya ingin sekali menghabiskan waktu Bersama sang suami di suatu tempat dan akhirnya hal itu terjadi.     

"Mas kira kamu nggak suka dengan tempat yang Mas berikan."     

Ghina mengatakan bahwa dirinya begitu menyukai apapun yang diberikan oleh sang suami lalu mereka berdua berjalan ke arah balkon dimana ternyata di sana sudah disiapkan beberapa makanan untuk makan malam mereka. Keduanya lalu duduk di sana menikmati begitu banyak pemandangan yang sangat indah.     

***     

Hubungan suami istri seringkali terjadinya pertengkaran karena komunikasi yang sangat jarang terjadi karena itu juga sering membuat keretakan rumah tangga Daffa dan Gina selalu saja memberikan hal apapun untuk keduanya bahas bersama-sama, menjalani pernikahan bukan hal yang mudah karena mereka semua harus memahami dan meredam ego masing-masing.     

"Dua tahun bukan waktu yang muda ya Mas untuk kita menjalani semuanya seperti ini ternyata banyak sekali hal yang kita ukir di hubungan ini, Aku tidak pernah menyangka hubungan yang awalnya hanya karena terpaksa mengikuti keinginan kedua orang tua nyatanya hubungan ini ini berlanjut hingga kita saling membutuhkan."     

"Banyak hal yang kita lalui manis pahit asam kebahagiaan kepedihan terluka menyakiti semuanya sudah kita lalui satu dengan yang lain banyak hal yang terjadi di kehidupan kita tapi kita berdua berhasil melaluinya. Dua tahun ini masih banyak belajar bahwa menjadi seorang suami tidaklah mudah seperti bayangan banyak orang apalagi juga menjadi seorang ayah banyak pasang Mata Yang melihat tingkah laku yang kita lakukan sampai di titik ini ini adalah sesuatu hal yang membuat kita kuat."     

Keduanya tidak pernah menyangka bahwa dua tahun ini banyak hal yang terjadi di antara mereka Daffa dan juga Gina. Menjadi orang tua untuk 2 orang anak perempuan adalah suatu hal yang sangat sulit dilakukan apalagi membagi kasih sayang tersebut supaya ya tidak saling iri sejak dini.     

Di lain tempat semua orang tertawa melihat tingkah laku 2 anak kecil tersebut yang begitu menggemaskan saat ini mereka semua sedang berkumpul di rumah kedua orang tua Gina Sekar dan juga Akbar yang baru saja datang seketika langsung diajak oleh kedua bayi itu untuk bermain. Nadira tidak mau lepas dari Akbar anak kecil itu terus saja merentangkan tangannya untuk digendong oleh Akbar melihat hal itu membuat Akbar hanya bisa pasrah.     

"Kamu udah cocok lo bar gendong anak kapan nikahnya," ledek ayah Bian.     

"Duh pengennya tuh ya Om secepatnya cuman gimana ya Om ya rintangannya berat banget lo Om udah kayak naikin tangga seribu tangga, tapi meskipun seperti itu aku bakalan terus berjuang kok demi mendapatkan restunya," ucap Akbar.     

Mendengar hal itu sontak saja Sekar yang saat ini ini sedang bermain bersama Gaby Langsung melempar bantal kursi ke arah Akbar dan hal itu membuat kedua anak tersebut tertawa dengan sangat nyaring. Dewa yang melihat hal tersebut mulai melancarkan aksinya untuk meledek sang sahabat kedua pria itu tidak pernah bisa berhenti meledek satu dengan yang lainnya mungkin jika satu hari saja mereka tidak melempar cacian keduanya mungkin akan sakit. Ayah Bian dan Bunda Carissa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku kedua orang dewasa tersebut.     

##     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.